Rabu, 14 Agustus 2013

PENTINGNYA SEBUAH KEJUARAAN

Penulis :
Ir. BIasworo Adisuyanto Aka, MM
Surabaya, 15 Agustus 2013

Kebanggaan dan perasaan puas meredam emosi seorang pelatih senam, ketika atlet hasil binaannya mampu menampilkan rangkaian gerakan secara sempurna pada alat lantai ataupun alat lainnya. Tanpa sadar pelatih tersebut bersorak dan meluapkan kegembiraannya melalui lompatan-lompatan kecil disertai tepuk tangan yang tak kunjung henti, serta terdengar suara halus yang hampir tidak terdengar…… yes.. Kegembiraan pelatih semakin meluap ketika perolehan nilai yang dimunculkan wasit juga sudah memenuhi  standard penilaian. Walau nilai yang dihasilkan masih terhitung belum memenuhi kreteria sebagai pemenang, namun pelatih tersebut tetap merasakan puas dan memberikan aplos kepada atletnya.  Baginya, keberhasilan pembinaan tidak diukur hanya dari perolehan medali semata. Namun, kesempurnaan gerak dan disiplin atlet dalam melakukan rangkaian gerakan yang menjadikan faktor utama keberhasilan seorang pelatih.  Kesempurnaan gerak atletnya dapat dilihat selain dari kerapihan gerak yang dilakukan, juga dari nilai execution juri B (pengurangan nilai dari kesalahan gerak yang dilakukan seorang atlet) sangat kecil. Ini menandakan ada kesesuaian antara pembinaan latihan yang dilakukan oleh seorang pelatih dengan seorang wasit sebagai penentu perolehan nilai.

Situasi seperti itu sering terjadi di berbagai kejuaraan senam, baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional. Penilaian tentang keberhasilan dalam sebuah kejuaraan senam timbul dua sisi perbedaan yang sangat bertentangan. Disisi seorang pelatih senam, orientasi keberhasilan selalu diikur dari tingkat capaian kesempurnaan atletnya dalam melakukan aktivitas rangkaian geran pada kejuaraan, tidak terlalu mengutamakan seberapa banyak atletnya memperoleh medali. Sedangkan pada sisi lain, khususnya bagi seorang atlet bahwa orientasi keberhasilan selalu diukur hanya dari perolehan medali. Kekecewaan akan melanda dirinya, ketika predikat sebagai juara satu, dua, atau tiga tidak mempu dia raih dengan baik. Baginya, perolehan medali adalah segalanya dan merupakan tolok ukur berhasil tidaknya dalam mengikuti proses latihan.

Kedua pendapat yang saling bertolak belakang tersebut bila disimak mempunyai sisi kebenaran. Bagaimana tidak, wajar saja bila pelatih dan atlet mempunyai orientasi berbeda dalam mengukur sebuah keberhasilan mereka tinjau dari sudut pandang mereka sendiri. Atlet menganggap bahwa pelatihnya sudah mempunyai kepercayaan yang tinggi atas kemampuannya, sehingga diperkenankan untuk mengikuti kejuaraan tersebut. Seorang atlet tidak akan mengukur sejauh mana tingkatan kompetisi yang dia ikuti, dia hanya percaya dan patuh kepada segala perintah  pelatihnya. Keharusan atlet dalam mengikuti kejuaraan tersebut oleh pelatihnya,  akan memunculkan pemahaman pada diri atletnya bahwa dia sudah memiliki kesetaraan dengan lawan yang akan dihadapinya saat dikejuaraan. Namun kenyataan yang terjadi dilapangan sangatlah berbeda, atlet merasakan penampilan lawannya  jauh di atas kemampuan dirinya. Tidak hanya itu yang ia lihat, tingkat usia dan kedewasaan lawan tandingnyapun sangat jauh berbeda di atasnya. Timbul sebuah pertanyaan yang ia tidak ia lontarkan kepada pelatihnya, mungkinkah ia akan mampu memenangkan kejuaraan ini ? sementara lawan tanding dalam kejuaraan senam ini rata-rata berada di atasnya.

Pelatih menganggap bahwa keikutsertaan atletnya dalam berbagai kejuaraan, akan berdampak baik terhadap perkembangan prestasi atletnya. Semakin banyak atletnya mengikuti berbagai kejuaraan, akan menambah pengalaman berlomba bagi atletnya. Pengalaman yang diperoleh atletnya diberbagai kejuaraan tersebut, dianggap akan selalu berujung pada peningkatan prestasi. Kenyataannya tidaklah demikian, semakin banyak atlet merasa selalu kecewa disetiap kejuaraan yang ia ikuti akan berdampak kepada penurunan prestasi. Keinginan menang dalam berbagai kejuaraan yang diikuti oleh seorang atlet adalah wajar. Kekalahan terus menerus yang ia dapatkan dari berbagai kejuaraan, tentunya akan membawa perasaan atlet tersebut ketitik jenuh dalam berlatih. Atlet akan menganggap bahwa proses latihan yang  ia ikuti tidak bermanfaat sama sekali. Motivasi berlatih dari diri atlet tersebut akan melemah, dan semakin lama berdampak keinginan untuk beralih cabang olahraga.

Hal buruk yang sering terjadi pada diri atlet tersebut, terkadang tidak tertangkap oleh pelatihnya. Namun ketika atletnya sedikit demi sedikit hilang dan mengundurkan diri dari proses latihan rutin, hanya kekecewaan besar yang ia rasakan. Atlet yang begitu lama ia bina dengan harapan akan menjadi kebanggaan dirinya dan semua orang, pupus begitu saja.

Seorang pelatih tidak mampu merubah kondisi yang memprihatinkan ini. Semua ini akibat minimnya pelaksanaan kejuaraan berjenjang di tanah air tercinta ini. Jangankan untuk melaksanakan kejuaraan  antar kelompok umur, pelaksanaan kejuaraan nasional saja tidak mampu secara rutin dilaksanakan oleh induk organisasi senam. Faktor utama minimnya pelaksanaan kejuaraan tersebut diakibatkan dari terbatasnya dana organisasi. Sumber dana tergantung dari Pemerintah, pemerintah daerah atau Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Pelaksanaan sebuah kejuaraan untuk cabang olahraga senam selama ini selalu dianggap menghabiskan dana yang cukup besar. Sehingga, ada rasa kekawatiran yang mendalam bagi induk organisasi cabang olahraga mulai dari tingkat daerah sampai ke tingkat nasional untuk melaksanakan kejuaraan.

Situasi seperti ini berdampak kepada menurunnya motivasi klub-klub senam untuk berkiprah. Banyak klub senam enggan untuk meneruskan pembinaan, dan berujung pembubaran klub. Oleh sebab itu, perlu menjadi kajian bersama dalam mewujudkan sebuah even perlombaan senam. Kecenderungan anggaran terbesar yang harus diemban panitia penyelenggara dalam even perlombaan adalah pengadaan akomodasi dan konsumsi peserta, honor dan transport juri dan wasit, honor panitia, serta pengadaan perlengkapan (medali, sewa gedung, dll). Tidak jarang dalam pelaksanaan sebuah kejuaraan senam, membutuhkan dana penyelenggaraan yang tidak kurang dari 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), apalagi bila perlombaan tersebut berskala  nasional. Hal ini yang menjadikan salah satu indikator jarangnya terwujudnya pelaksanaan sebuah kejuaraan senam.

Kondisi kebutuhan dana penyelenggaraan kejuaraan senam tersebut sebenarnya bila ditanggung secara bersama akan dapat meringankan beban panitia pelaksana. Sehingga kejuaraan senam dapat terselenggara secara baik setiap tahun. Kebersamaan ini dengan lebih mengedepankan kepentingan pembinaan dan peningkatan prestasi atlet senam. Artinya, bahwa anggaran biaya itu sebaiknya ditompang secara bersama oleh seluruh peserta, dengan demikian, panitia penyelenggara menjadi ringan.

Selasa, 13 Agustus 2013

APA ITU SENAM LANTAI

FLOOR EXERCISE
Penulis :
Ir. Biasworo Adisuyanto Aka, MM
(Pada buku berjudul "Cerdas dan Bugar melalui Senam Lantai", Gramedia 2009. Buku ini juga berisi wacana pembinaan senam nasional, dasar latihan senam lantai dan juga program latihan yang dikemas secara apik dan mudah dipahami. Buku ini dapat diperoleh di semua Toko Gramedia)

Senam lantai merupakan salah satu bagian disiplin cabang olahraga senam artistik.  Selain itu, senam lantai ini juga merupakan cabang olahraga permainan yang sangat menarik. Selain dilihat dari bentuk gerakan, cabang olahraga ini juga terlihat sangat indah dan menantang (atraktif).  Kebanyakan orang ingin memiliki kemampuan salto (berguling di udara) dan banyak gerakan-gerakan lain yang mereka inginkan, namun mereka belum tahu bagaimana cara dan dimana tempat berlatihnya. Terkadang mereka hanya melihat dari pertunjukan akrobatik atau atraksi sirkus di televisi, sudah langsung ingin mencoba melakukan gerakan tersebut. Mereka tidak menyadari bahwa gerakan yang mereka lakukan sangat berbahaya. Apalagi bila mereka  mencoba gerakan salto (berguling di udara), tanpa perhitungan bahwa gerakan tersebut sebelumnya harus dipelajari melalui tahapan-tahapan latihan yang berjenjang dan berkesinambungan. Tidak mungkin mereka langsung dapat  melakukan gerakan tersebut dalam waktu singkat. Tetapi harus berlatih secara rutin dan melalui tahapan terprogram. Selain itu, pada proses latihan diperlukan pemantauan dan arahan seorang pelatih yang berpengalaman, serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memenuhi syarat.

Keinginan mereka itu apa sih ? ternyata banyak, diantaranya adalah gerakan meroda, handstand, roll depan, roll belakang. Bahkan tidak hanya itu saja keinginan  dan tindakan yang  telah mereka lakukan, tanpa perhitungan matang dan bahaya yang diakibatkan. Mereka dengan berani melakukan gerakan salto depan atau belakang. Tidak jarang, tindakan tersebut justru menimbulkan cidera, bahkan ada beberapa pelaku mengalami cidera berat sampai dengan patah tulang. Hal ini disebabkan ketidak tahuan mereka dalam melakukan gerak tersebut secara benar dan baik.

Beragam kesenangan yang mereka lakukan, sebenarnya merupakan bagian gerakan yang tidak terpisahkan dari banyaknya jenis gerakan lain pada cabang olahraga senam lantai. Mereka belum tahu bahwa gerakan-gerakan yang mereka lakukan, adalah jenis gerakan pada cabang olahraga senam lantai. Mereka juga tidak tahu bagaimana cara melakukan gerakan-gerakan tersebut secara baik dan benar. Bahkan tidak jarang, tindakan apa yang harus mereka perbuat, kemana mereka harus berlatih gerakan tersebut dengan baik,

Sebenarnya, senam lantai merupakan bagian yang tidak terpisah dan menjadi keharusan bagi seorang atlet untuk menguasai beragam gerakan senam artistik (artistic gymnastic). Senam artistik terbagi menjadi dua disiplin senam, yaitu senam artistik putra (man artistic gymnastic) dan senam artistik putri (woman artistic gymnastic). Masing-masing disiplin mempunyai nomor perlombaan sebagai berikut :
1)     Senam Artistik Putra (man artistic gymnastic), terdiri dari enam alat, yaitu :
a.      Lantai (floor exercises);
b.      Gelang-gelang (Rings);
c.      Kuda Pelana (pommel horse);
d.      Palang Sejajar (parallel bars);
e.      Palang Tunggal (horizontal bar);
f.       Meja Lompat (table vaulting)
2)     Senam Artistik Putri (women artistic gymnastic), terdiri dari empat alat,  yaitu :
a.      Meja Lompat (table vaulting);
b.      Palang Bertingkat (uneven bars);
c.      Balok Keseimbangan (balance beam);
d.      Lantai (floor exercises).

Senam artistik selain menarik, juga dapat meningkatkan kebugaran tubuh bagi pelakunya. Sebab, senam merupakan bentuk aktivitas fisik yang melibatkan beberapa unsur pendukung terjadinya proses kebugaran tubuh. Aktivitas fisik tersebut sangat mempengaruhi perkembangan seluruh komponen (organ) tubuh manusia secara utuh. Artinya, dengan melakukan aktivitas senam tersebut,  organ tubuh dapat berkembang dengan baik sesuai dengan fungsinya. Sehingga, secara otomatis kebugaran tubuh dapat dicapai dengan baik.

            Kebugaran tubuh adalah tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas gerak sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kebugaran tubuhnya, tidak hanya dengan melakukan aktivitas latihan senam artistik secara rutin, tetapi juga bisa dilakukan dengan hanya menggerakan rangkaian gerak senam lain yang sederhana dengan  iringan musik, jalan santai atau aktivitas olahraga lain yang tidak berat.

Sisi lain yang dapat diperoleh, selain tingkat kebugaran tubuh, aktivitas senam ini juga dapat di arahkan kepada capaian prestasi atlet pada even kejuaraan. Baik capaian kebugaran tubuh maupun capaian prestasi, diperlukan latihan yang benar, bertahap, berjenjang, dan berkesinambungan. Tahapan yang benar merujuk kepada tehnik dalam melakukan gerak secara baik dan benar, sesuai dengan metode dan program latihan. Bertahap merujuk kepada tingkat kesulitan proses latihan, mulai dari melakukan gerak yang paling mudah ke arah yang gerak yang lebih sulit. Berjenjang merujuk kepada perbandingan  antara pemberian beban latihan faktor kesulitan gerak dengan usia anak. Berkesinambungan merujuk kepada peningkatan proses latihan secara terus menerus, tanpa ada waktu istirahat yang terlalu lama.

Senam artistik merupakan cabang olahraga yang memiliki beragam gerak yang sangat komplek. Selain harus mampu menguasai secara sempurna masing-masing bagian gerak, juga yang sangat penting adalah penguasaan dalam menyelesaikan rangkaian gerak secara berkelanjutan. Hal tersebut merupakan syarat seorang pesenam dan berlaku di seluruh alat. Cabang olahraga ini merupakan salah satu unsur Pendidikan yang mengutamakan kebiasaan hidup sehat, pengembangan jasmani, pembinaan mental, dan pengendalian emosional, serta pembinaan disiplin yang sangat tinggi.

Olahraga ini memiliki peranan yang sangat penting dalam pegembangan dan pembinaan individu maupun kelompok. Oleh sebab itu, pendidikan senam lebih mengutamakan beberapa hal sebagai berikut :

1.    Memenuhi bakat dan minat anak untuk melakukan aktivitas fisik;

Bakat dan minat anak terhadap olahraga senam tersalurkan dengan sendirinya apabila aktivitas latihan dapat dilaksanakan secara teratur dan terarah. Tidak akan sulit anak yang memiliki potensi, selain dapat disalurkan minat dan bakatnya juga dapat dikembangkan kearah prestasi. Sehingga, akan tercapai dua sasaran pokok pembinaan, yaitu peningkatan prestasi dan peningkatan kesegaran jasmani anak.

2.    Merangsang kecerdasan dan perkembangan kesehatan serta kesegaran jasmani;

Sebagaimana hasil yang diperoleh dari aktivitas olahraga pada umumnya, pelaksanaan aktivitas senam lantai dengan metode yang benar ini juga akan berdampak kepada peningkatan kesegaran jasmani. Artinya, seseorang yang melakukan aktivitas senam lantai juga memiliki kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani yang dicapai dari aktivitas senam lantai ada ada sepuluh komponen adalah sebagai berikut :
1.      Daya tahan kardiovaskuler atau daya tahan jantung dan paru-paru (cardiovascular endurance).
2.      Daya tahan otot (muscle endurance)
3.      Kekuatan otot (muscle strength)
4.      Kelentukan (flexibility)
5.      Komposisi tubuh (body composition)
6.      Kecepatan gerak (speed of movement)
7.      Kelincahan (agility)
8.      Keseimbangan (balance)
9.      Kecepatan reaksi (reaction time)
10.   Koordinasi (coordination)

Perkembangan daya tahan jantung dan paru-paru akan memperlancar aliran darah pada tubuh. Kebutuhan oksigen pada darahpun dapat tercukupi dengan baik. Lancarnya aliran darah hingga ke otak inilah yang dapat meningkatkan kecerdasan anak.

3.    Membantu perbaikan kelainan pertumbuhan gerak;

Banyak anak dilahirkan dalam kondisi fisik mengalami gangguan pada organ tubuhnya. Semisal, gangguan pada fungsi pernapasan. Hal ini dapat berubah menjadi baik sebagaimana organ tubuh yang pada umumnya (tubuh normal) adalah dengan melakukan aktivitas senam secara rutin dan benar.

4.    Menanamkan rasa saling menghormati kepada yang lebih tua, sopan-santun, disiplin, dan kerja keras;

Aktivitas olahraga pada umumnya, memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Begitupula dengan aktivitas latihan senam secara rutin, akan menjadikan seorang pesenam memilki rasa saling menghormati kepada yang lebih muda maupun yang lebih tua, sopan santun dalam bertindak dan berucap, disiplin, dan memiliki tipe seorang pekerja keras. Nilai-nilai yang terkandung dalam aktivitas cabang olahraga senam antara lain adalah sebagai berikut :
1)   Disiplin; ketepatan waktu yang selalu diterapkan oleh seorang pelatih, keseriusan dalam melakukan aktivitas  mulai dari pemanasan, pelaksanaan gerak, sampai dengan pendinginan menumbuhkan rasa displin tinggi bagi setiap atlet yang terlibat di dalamnya.
2)   Sportifitas/spirit; pelarangan secara keras untuk berbuat kecurangan dalam setiap perlombaan, menumbuhkan rasa sportifitas (mau mengakui keunggulan lawan bermainnya), dan selalu termotivasi dan semangat untuk mampu mengungguli lawan dan melakukan gerakan senam secara baik dan benar. Kebiasaan yang diterapkan dalam aktivitas olahraga ini, berdampak sangat baik dalam kehidupan di masyarakat. Mau mengakui kesalahan yang diperbuatnya, mau mengakui keunggulan lawan di berbagai bidang, pemaaf, dan selalu semangat dalam meraih kehidupannya di masyarakat.
3)  Kejujuran; penerapan hukuman setiap atlet yang telah melakukan pelanggaran-pelanggaran dalam berlatih, dan pemberian penghargaan kepada setiap atlet yang telah melakukan kebenaran dan keberhasilan dalam menyelesaikan setiap tugas yang berikan pelatih kepadanya. Akan berdampak dan menumbuhkan sifat kejujuran pada atlet.
4)   Persatuan dan persahabatan; aktivitas olahraga yang dilakukan setiap hari, satu dengan yang lainnya membutuhkan kebersamaan. Setiap kali melakukan perlombaan, sesama pesenam dianjurkan untuk saling membantu dalam memperebutkan perolehan medali pada kompetisi I (beregu). Rasa kebersamaan dan saling membutuhkan inilah yang dapat menumbuhkan persatuan dan memiliki persahabatan yang sangat kental diantara sesama pesenam.
5)  Prestasi; keinginan untuk selalu menjadi yang terbaik dalam setiap penampilan akrobatik baik pada kondisi latihan maupun ketika berlomba, menjadikan setiap pesenam memiliki motivasi untuk berprestasi di setiap even yang diikutnya.
6)     Percaya diri; Peningkatan kemampuan secara tehnik yang diperoleh secara bertahap dan berjenjang serta berkesinambungan, menghasilkan tingkat kepercayaan diri yang sangat besar.
7)  Ekonomi; Kesegaran jasmani yang dihasilkan dari proses latihan senam akan meningkatkan kemampuan kerja optimal dan dapat menghemat biaya pemeliharan kesehatan. Prestasi yang diraih secara gemilang, akan member kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan atlet. Misalnya, pemberian bonus kepada atlet yang telah berhasil mencapai prestasi terbaiknya disetiap even kejuaraan. Seperti PON XVII – 2008 di Kalimantan Timur, setiap Gubernur berlomba-lomba memberikan bonus terbaiknya kepada atlet yang telah berhasil memperoleh medali emas. Pemberian bonus tersebut kepada atlet, akan dapat meningkatkan kesejahteraan dalam kehidupannya.

5.    Mengurangi pengaruh buruk dan kenakalan anak hingga dewasa.

            Permasalahan baru yang berkembang dewasa ini tidak terlepas dari keterlibatan dan keterkaitannya dengan generasi muda. Penggunaan dan penyebaran Narkoba yang semakin meningkat, seringnya terjadi  tawuran antar pelajar, adanya pergaulan bebas, angka kriminalitas yang semakin tinggi, dan terjadinya berbagai tindak kekerasan, pada hakekatnya baik langsung ataupun tidak langsung melibatkan generasi muda. Melalui aktivitas olahraga, segala permasalahan tersebut dapat dikurangi dengan baik. Karena dengan melakukan aktivitas olahraga secara teratur, akan memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam aktivitas yang dihasilkan dari olahraga.

Senin, 12 Agustus 2013

ANGGARAN DASAR AIGC SURABAYA

Ajisaka Indonesian Gymnastics Club Surabaya, East Java

ANGGARAN DASAR
AJISAKA INDONSIAN GYMNASTIC’S CLUB
(AIGC)

PEMBUKAAN


            Generasi muda sebagai generasi penerus, yang akan mewarisi nilai-nilai luhur dan cita-cita perjuangan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta sebagai penentu dan pelaku kelanjutan pembangunan masa depan Indonesia, harus dipersiapkan, dikondisikan dan diberdayakan, sebagai sumber daya manusia yang berkualitas untuk berperan serta aktif dalam meningkatkan produktivitas, kinerja dan ketahanan nasional, serta keunggulan daya saing bangsa Indonesia dalam menghadapi era persaingan global.

                        Demikian juga halnya dengan pendidikan olahraga, sebagai bentuk pendidikan nonformal anak yang dimulai pada usia 6 tahun, diyakini mampu menjadi kekuatan penumpu untuk meningkatkan kualitas manusia dan seluruh masyarakat Indonesia, utamanya ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak didik dan pemuda memiliki kesiapan mental dan fisik yang prima dalam kehidupan bermasyarakat.

            Pembinaan dan pengembangan cabang olahraga senam merupakan bagian upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diarahkan kepada peningkatan  mental, jasmani dan rohani, sebagai dasar watak kepribadian, dengan menjunjung disiplin yang tinggi untuk meraih prestasi dalam kehidupan bermasyarakat. Arah pembinaan dan pengembangan cabang olahraga senam dimaksud adalah dalam kerangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya menuju masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

              Mengingat bahwa persaingan prestasi cabang olahraga senam baik di tingkat daerah, nasional, dan internasional sangat kuat, dan juga menyadari bahwa pendidikan cabang olahraga senam merupakan sarana terbaik dalam rangka membantu pertumbuhan, perkembangan kesehatan dan kebugaran jasmani serta rohani masyarakat, maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, atas nama pribadi untuk kepentingan keunggulan prestasi dan mengharumkan nama bangsa dan Negara di dunia internasional, dengan ini bertekad mendirikan  wadah organisasi olahraga prestasi bernama “Klub Senam Ajisaka” dengan Anggaran Dasar Anggaran sebagai berikut :


Pasal 1
NAMA DAN KEDUDUKAN

1.1.    Klub atau perkumpulan olahraga senam ini bernama Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club, disingkat “AIGC”;
1.2.       Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club berkedudukan di Kota Surabaya, dengan cabang-cabang dan/atau perwakilan di tempat lain sebagaimana ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 2
WAKTU

2.1.     Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club berdiri pada tanggal 25 Juni 2001 untuk waktu yang tidak terbatas.

Pasal 3
AZAS DAN DASAR

3.1.     Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club berazaskan Pancasila;
3.2.     Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club berdasarkan Undang Undang Dasar 1945.

Pasal 4
TUJUAN

4.1.     UMUM
            Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club mumpunyai tujuan umum :
            Mencapai tujuan nasional seperti termaktub di dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

4.2.     KHUSUS
Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club mumpunyai tujuan khusus :
            4.2.1.  Menyelenggarakan Pembinaan dan Pengembangan cabang olahraga senam yang atraktif dengan tidak meninggalkan  keunggulan mutu hasil pelatihan dalam  pengembangan ketaqwaan, keimanan dan kemampuan dasar;
            4.2.2.   Membentuk anak didik yang berkepribadian, bermoral, kreatif serta mandiri dalam menghadapi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK );
            4.2.3.  Melaksanakan pendidikan dan latihan dalam bingkai disiplin sambil berlatih;
            4.2.4.     Mengembangkan proses pembinaan yang aktif, kreatif dan menyenangkan yang berpusat pada anak didik.

Pasal 5
U S A H A

Untuk mencapai tujuan, maka Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club berusaha :
5.1         Menyesuaikan Code of Point Federation International Gymnastic’s (FIG) dan aturan yang telah ditetapkan Persatuan Senam Indonesia (PERSANI) dengan penekanan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan serta perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam mencapai prestasi di bidang olahraga senam;
5.2         Melaksanakan kebijakan pemerintah sesuai dengan Undang-Undang No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional;
5.3         Menjalin kerjasama dengan instansi/lembaga pemerintah dan swasta, serta Persatuan Senam Indonesia (PERSANI;
5.4         Melaksanakan pedidikan dan pelatihan dalam bingkai prestasi olahraga;
5.5         Mengembangkan proses pendidikan dan pelatihan yang aktif, kreatif dan menyenangkan yang berpusat pada anak didik;
5.6         Melaksanakan dan mengikuti berbagai kegiatan pengembangan dan peningkatan prestasi serta kejuaraan mulai dari tingkat regional, nasional, dan internasional.
5.7         Melaksanakan usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar  dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 6
STATUS DAN SIFAT

6.1         Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club adalah sebuah organisasi kemasyarakatan yang menjadi pusat pengembangan dan pelatihan cabang olahraga senam di bawah naungan Persatuan Senam Indonesia (PERSANI);
6.2         Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club adalah milik perorangan;
6.3         Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club memiliki ruang lingkup kegiatan  sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu:
6.3.1    Pengembangan dan Pembinaan Pelatihan Pelatih yang berdasarkan jenjang level dan bersertifikat;
6.3.2    Pengembangan dan Pembinaan Pelatihan Perwasitan/Penjurian yang berdasarkan jenjang level dan bersertifikat;
6.3.3    Pusat Latihan Cabang Olahraga Senam, yang meliputi Senam Artistik, Ritmik, Aerobic Gymnastic, General Gymnastics, dan acrobatic gymnastic;
6.3.4    Pusat Kajian Ilmu Cabang olahraga senam;
6.3.5    Jasa sport event organizing, meliputi : penyelenggaraan kejuaraan senam, peningkatan sumber daya manusia (SDM) wasit dan pelatih, serta penelitian di bidang olahraga senam.

Pasal 7
BADAN PENGURUS

7.1.      Susunan Badan Pengurus Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club adalah :
7.1.1.   Direktur dijabat satu orang;
7.1.2.   Wakil Direktur dijabat minimal satu orang;
7.1.3.   Sekretaris Direktur dijabat satu orang;
7.1.4.   Bendahara dijabat satu orang;
7.1.5.   Bidang Pengembangan Kompetensi;
7.1.6.   Bidang Pengembangan Kreatifitas anak;
7.1.7.   Bidang Pengembangan Orgaisasi dan Dana;
7.1.8.   Bidang Pengembangan Sarana dan Prasana.
Masing-masing bidang terdiri dari satu orang Ketua dan dapat dibentuk beberapa  seksi sebagai anggota di bawahnya, apabila diperlukan;
7.2.        Direktur Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club dijabat oleh pemilik/pendiri atau atas dasar penunjukan/pemilihan dari pemilik/pendiri dengan masa jabatan sesuai dengan peraturan yang berlaku;
7.3.        Pengangkatan dan Pemberhentian Badan Pengurus dilakukan dengan putusan Direktur atas dasar pertimbangan pemilik/pendiri Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club;
7.4.        Anggota Badan Pengurus diangkat untuk periode jangka waktu tertentu berdasarkan kesepakatan.

Pasal 8
RAPAT BADAN PENGURUS

8.1.        Rapat Kerja Badan Pengurus diadakan sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun, berwenang melakukan penilaian terhadap pelaksaan Program Kerja dan keuangan Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club serta menetapkan perioritas pelaksaan program kerja tahun berikutnya :
8.2.        Rapat-rapat lainnya Badan Pengurus adalah sebagai berikut :
8.2.1.      Rapat Pleno Pengurus adalah rapat pengurus lengkap yang dilaksanakan  minimal sekali dalam 3 (tiga) bulan.
8.2.2.      Rapat Pengurus Harian adalah rapat yang dihadiri unsur Direktur, Wakilo Dirktur, sekretaris, dan bendahara  dan dalam pelaksanaannya minimal sekali dalam 1 (satu) bulan.
8.2.3.      Rapat Koordinasi Tehnik dan Koordinasi lainnya dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan kebutuhannya oleh masing-masing bidang.

Pasal 9
KEUANGAN

9.1.       Keuangan Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club diperoleh dari :
9.1.1.         Uang Pendaftaran dan Iuran Atlet, yang jumlah besarannya ditentukan kemudian dalam peraturan AIGC;
9.1.2.         Sumbangan yang tidak mengikat;
9.1.3.         Usaha-usaha lainnya yang sah.

Pasal 10
TENAGA KEPELATIHAN DAN ADMINISTRASI

10.1.   Pengangkatan dan pemberhentian pelatih serta tenaga administrasi ditetapkan oleh Direktur Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club atas persetujuan rapat pleno.

Pasal 11
KEANGGOTAAN

11.1.    Yang dapat menjadi anggota yang dalam hal ini adalah atlet Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club adalah :
11.1.1.      Setiap warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang tinggal di Indonesia yang dimungkinkan oleh Peraturan Perundang-undangan Negara Republik Indonesia;
11.1.2.      Calon anggota (atlet) minimal berumur 5 (lima) tahun dan harus mendapatkan izin tertulis dari orang tua/wali, kecuali yang telah berumur 18 (delapanbelas) tahun ke atas;
11.1.3.      Keanggotaan diperoleh setalah mengisi formulir yang disediakan oleh Badan Pengurus dan memperoleh izin dari orang tua bagi yang disyaratkan.
11.2.    Tatacara prosedur pendaftaran/penerimaan keanggotaan (atlet) baru akan diatur lebih lanjut dalam peraturan AIGC.


Pasal 12
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN BADAN PENGURUS

12.1.   Setiap Anggota Badan Pengurus dapat kehilangan keanggotaannya karena:
12.1.1.     Meninggal dunia;
12.1.2.     Mengundurkan diri dengan persetujuan tertulis;
12.1.3.     Diberhentikan;
12.1.4.     Dinyatakan pailit/ditaruh di bawah pengampuan (curatele);
12.1.5.     Club bubar;
12.2.   Apabila karena sebab-sebab tersebut pada pasal 12 ayat 1 terjadi lowongan, dapat dilakukan pergantian oleh keputusan Direktur atas dasar pertimbangan pemilik/pendiri.

Pasal 16
PEMBUBARAN AJISAKA INDONESIAN GYMNASTIC’S
CLUB

15.1.    Pembubaran Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club hanya dapat dilakukan atas persetujuan dan atau keinginan pemilik/pendiri;
15.2.    Jika Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club bubar, maka harta kekayaan menjadi kewenangan penuh dari pemilik/pendiri Ajisaka Indonsian Gymnastic’s Club.

Pasal 17
PENUTUP

16.1.    Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga;
16.2.    Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
                                   
Ditetapkan di     :    Surabaya
Pada tanggal     :    25 Juni 2001

                                                                                            Surabaya, 25 Juni 2001
AKA INDONSIA GYMNASTIC’S CLUB
Pemilik/Pendiri,

ttd.


Ir. Basworo Adisuyanto Aka, MM