Ujung Tombak Pembinaan Cabang Olahraga Senam di Indonesia

Regenerasi atlet merupakan tahapan penting dalam sebuah pembinaan cabang olahraga yang berkesinambungan. Lalai dalam pelaksanaan regenerasi atlet akan berakibat munculnya jurang pemisah yang cukup jauh dengan atlet lapisan di atasnya. Proses regenerasi atlet berawal dari pembinaan bertahap, berjenjang, dan berkelanjutan dalam sebuah penangan klub. Oleh sebab itu, peran klub sangat dominan terhadap kelangsungan regenerasi atlet dalam sebuah proses pembinaan olahraga.

Pertumbuhan jumlah atlet yang tersebar diseluruh Indonesia cenderung sedikit dan proses regenerasi masih sangat sulit dilakukan dengan alasan klasik minimnya anak-anak yang berminat dan mau menekuni cabang olahraga ini. Prestasipun sedikit demi sedikit mengalami penurunan, khususnya prestasi di tingkat internasional.

Kondisi seperti ini tentunya disebabkan karena kurang memanfaatkan peluang yang ada. Terutama dalam pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) guru olahraga di sekolah belum terjamah, khususnya dalam kepelatihan cabang olahraga senam, serta tidak ada wadah pembinaan cabang olahraga senam di sekolah. Walau di beberapa propinsi sudah melakukan peningkatan SDM terhadap guru maupun upaya mewujudkan tumbuhnya klub di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Namun bila dibandingkan dengan keberadaan jumlah siswa/siswi yang tersebar cukup banyak, maka langkah yang diambil tersebut masih sangat belum memenuhi harapan.

Tinjauan pembinaan prestasi cabang olahraga senam dibeberapa negara maju, seperti Romania, Rusia, China, Jepang dan beberapa Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara selalu mengutamakan keberadaan klub. Oleh sebab itu, sebagai modal tercapainya puncak prestasi olahraga yang kita harapkan dan dalam rangka mengejar ketinggalan prestasi cabang olahraga senam di even internasional adalah dengan mencermati dan mengembangkan serta memberikan motivasi terlebih dahulu kepada klub.

Semakin berkembangnya jumlah keberadaan klub cabang olahraga senam di Indonesia, akan berdampak kepada peningkatan jumlah mutu bibit atlet potensi yang dapat dikembangkan. Sehingga pada puncak pembinaan prestasi akan diperoleh atlet yang betul-betul memiliki keunggulan daya saing yang tinggi.

Klub merupakan awal berlangsungnya proses dasar pembinaan dan merupakan ujung tombak keberhasilan peningkatan prestasi dilapisan atas. Kesalahan pembinaan yang dilakukan pada lapisan bawah (klub) akan berakibat menghambat proses pembinaan yang berkelanjutan hingga tingkat atas. Oleh sebab itu, peranan klub dalam keberhasilan peningkatan prestasi nasional sangat dominan dan memegang peran yang cukup penting.

Oleh sebab itu, dengan berbekal potensi keberadaan sumber daya manusia (SDM) pelatih senam artistik yang dimiliki, beberapa pelatih senam secara kompak ingin mendirikan sebuah kelembagaan klub senam secara mandiri di Kota Surabaya. Hal ini termitivasi ketika salah satu pelatih senam Kota Surabaya dinyatakan lulus dalam ujian level 3 FIG (Federatian International of Gymnastics) pada tahun 2009 di Doha - Qatar atas nama Ir. Biasworo Adisuyanto Aka, MM.

Pada tahun 2009, terbentuklah sebuah klub senam dengan nama "AJISAKA INDONESIAN GYMNASTICS CLUB" Surabaya, tepatnya pada tanggal 25 Juni 2009 di Kota Surabaya.