Rasa haru
bercampur gembira terpancar pada wajah seorang pesenam artistik putri
Indonesia, ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan pada upacara penerimaan
penghargaan SEA Games XXIII di Manila – Philipina tahun 2005. Satu medali emas
berhasil diraih Riri Wulandari pada nomor mejalompat, mengalahkan tujuh finalis
lainnya termasuk rekan senegara Dewi Prahara. Seluruh pengorbanan dan usaha
kerasnya membuahkan prestasi gemilang yang sangat membanggakan. Kegembiraan dan
kebanggaan terpancar pada wajah seluruh kontingen senam Indonesia. Peluk cium
dan ucapan selamat, datang bertubi-tubi dari rekan senegara maupun rekan sesama
pesenam dari negara lain.
Keberhasilan
Wulan dalam meraih prestasi puncaknya di SEA Games XXIII Manila – Philipina tahun
2005, tentunya tidak begitu saja dengan mudah diraih. Proses pembinaan telah
dilalui dengan tekun dan dengan pengorbanan yang tinggi selama berta-hun-tahun.
Pada usia enam tahun sudah mengikuti kegiatan latihan senam secara rutin di
Kota Padang – Sumatera Barat, kemudian pada usia 9 tahun si kecil Wulan sudah
meninggalkan keluarga untuk mengikuti program pemusatan latihan senam di
Jakarta sampai dengan sekarang.
Kerelaan Wulan untuk meninggalkan
orang-orang yang mencintai dan segala aktivitas permainan yang seharusnya
dilakukan pada anak seusianya, tentunya bukan merupakan sesuatu yang mudah
dapat dilakukan oleh kebanyakan anak seusia dia. Belum lagi dalam proses
mengikuti program latihan yang membutuhkan disiplin waktu dan perjuangan yang
cukup keras, keuletan serta motivasi yang cukup tinggi. Namun demikian, segala
pengorbanan dan perjuangan keras dapat dia lalui dengan baik.
Gambaran keberhasilan seorang atlet
dalam meraih prestasi tersebut di atas, tentunya dapat kita jadikan sebagai
pegangan dalam upaya menciptakan atlet potensial lainnya sebagai penerus.
Keberhasilan Wulan dalam meraih prestasi pada dasarnya merupakan hubungan dari
banyak faktor yang saling terkait, dan masing-masing saling memberikan
kontribusi kepada keberhasilannya. Menurut buku instrumen pemanduan bakat yang
diterbitkan oleh Direktorat Olahraga Pelajar dan Mahasiswa Direktorat Jenderal
Olahraga Departemen Pendidikan Nasional tahun 2004 bahwa faktor-faktor tersebut
meliputi faktor atlet sendiri, faktor kualitas latihan, dan faktor pendukung
lainnya.
Dari beberapa faktor tersebut, satu
dengan yang lainnya saling mendukung, tidak dapat dipisahkan. Sebaik apapun
faktor yang dimiliki atlet, apabila kualitas dan faktor pendukung lainnya tidak
memadai maka capaian prestasi juga tidak akan didapat. Ketika seorang atlet mengikuti proses
latihan, faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi atlet tersebut berprestasi
dengan baik atau tidak adalah keberadaan organisasi, pendidikan, keluarga,
sosial ekonomi, dan kebutuhan akan pekerjaan sebagaimana gambar 4.1.
Gambar
1.2.
Aspek yang berpengaruh terhadap
perkembangan seorang pesenam
Tujuan akhir seorang pesenam adalah
mampu menampilkan faktor kesulitan yang tinggi dengan baik dan memperoleh skor
yang memadai serta memperoleh kemenangan
dalam sebuah kejuaraan. Proses yang mempengaruhi perkembangan prestasi
pesenam, dirasakan dan dialami juga oleh pesenam yang lain sebagai lawan
tanding. Terlihat dengan jelas pada gambar 4.1. bahwa seorang atlet yang akan
memasuki proses latihan, dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sebelumnya.
Kondisi tersebut melatarbelakangi seorang atlet berhasil atau tidaknya dalam
menjalankan proses berlatih.
Kondisi
lingkungan tersebut utamanya pada penerapan ke dalam sistem penyelenggaraan
pelatihan. Oleh karena system ini yang akan mendukung keberhasilan seorang
pesenam meraih prestasi gemilang hingga tingkat internasional, maka diperlukan
suatu wadah atau tempat yang dapat menunjang dan menjalankan system tersebut,
yaitu klub.
Menyadari
bahwa klub senam merupakan wadah proses pembinaan dan pengembangan senam tahap
awal, sebagai ujung tombak pemassalan dan pembibitan dalam kerangka system
pembinaan nasional cabang olahraga senam, maka perlu dilakukan upaya pemberdayaan
klub agar dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam pencapaian percepatan
peningkatan prestasi cabang olahraga senam nasional.
Banyak
orang mengatakan bahwa membentuk dan mendirikan sebuah klub senam itu sangat
sulit. Dibutuhkan modal yang cukup besar, khususnya ketika mempersiapkan dan
harus melengkapi sarana dan prasarana senam yang kesemuanya begitu mahal. Belum
lagi bila dikaitkan dengan perijinan pendirian dan syarat-syarat yang harus
dipenuhi. Tentunya akan membutuhkan biaya yang cukup besar dan waktu yang
panjang.
Anggapan
sebagaian orang seperti ini wajar-wajar saja dan tidak terlalu berlebihan.
Memang bila fokus pandangan kita tertuju kepada harga peralatan senam standart,
rasa enggan untuk mendirikan sebuh klub / perkumpulan atau sanggar senam akan
muncul. Indonesia belum mampu membuat peralatan senam standart internasional,
sehingga harga jual peralatan senam sangat mahal dan sulit didapat. Peralatan
senam masih import dari Jerman, China, atau Amerika. Keengganan semakin
menyelebungi hasrat mendirikan sebuah klub, ketika menghadapi permasalahan yang
lebih rumit lagi yaitu tentang tidak adanya tenaga pelatih / tenaga pengajar.
Sebelum
permasalahan tersebut di jawab, alangkah baiknya bila kita mengetahui seberapa
jauh peran sebuh klub dalam proses pembinaan senam di Indonesia. Sehingga
keinginan dan semangat untuk mendirikan sebuh klub senam akan tetap terjaga.
Bahkan mampu mencetak bibit atlet potensial yang mengangkat harkat dan martabat
serta mengharumkan bangsa dan Negara di even internasional.
A. PERAN
DAN TANGGUNG JAWAB KLUB
Sejalan dengan penerapan pola
pembinaan senam nasional di Indonesia, bahwa wadah pembinaan prestasi berawal
dari sebuh klub. Kemudian akan berlanjut dalam wadah pembinaan Pengcab, Pengda,
dan berakhir pada penanganan PB di pusat. Dengan demikian, peran dan tanggung
jawab pembinaan senam pada klub masih berupa upaya pemassalan dan pembibitan
untuk anak usia 6 s.d 10 tahun (tingkat pemula dan lanjut).
Proses pemassalan,
dimaksudkan sebagai upaya pengenalan dan pemahaman gerak senam dasar yang dikombinasikan
dengan unsur permainan yang menyenangkan. Sehingga dalam mengikuti proses
pembinaan, anak tidak merasakan berada dalam sebuah pelatihan yang melelahkan
dan menjenuhkan. Dalam proses pemassalan ini belum membutuhkan peralatan senam
yang sebenarnya, akan tetapi menggunakan peralatan yang dapat dibuat dan dimodifikasi
sendiri dengan biaya ringan.
Proses pembibitan, sebagai upaya pembelajaran pelatihan
yang sesungguhnya, namun masih dalam batasan pelatihan teknik dengan faktor
kesulitan yang tidak terlalu berat. Penerapan dan pengulangan metode latihan
teknik dasar yang benar diberikan secara berulang-ulang. Sehingga dalam proses
pembibitan ini belum membutuhkan peralatan senam standart kejuaraan nasional
maupun internasional, namun memakai alat dasar bantu hasil modifikasi sendiri
yang disesuaikan dengan kondisi perlatan yang sebenarnya.
B. PERALATAN
SENAM DASAR
- RUANG
LATIHAN
Keinginan untuk memiliki ruang latihan
senam sendiri tentunya tidak mungkin, terkecuali bagi pengusaha kaya. Namun
demikian kita bisa memanfaatkan ruang atau gedung-gedung pertemuan yang tidak
dikomersilkan dengan cara sewa ringan, seperti gedung pertemuan yang berada di
lingkungan RW, Kelurahan, Kecamatan, gedung pertemuan di sekolah-sekolah maupun
perguruan tinggi atau dibeberapa gedung serba guna yang dipakai untuk berbagai
kegiatan.
Sebelum menempati gedung/ruang tersebut
untuk dipergunakan sebagai latihan senam, terlebih dahulu harus mengetahui
batasan minimal ukuran luas sebuah gedung latihan. Kelayakan pemakaian sebuah
gedung/ruang untuk latihan menimal memiliki ukuran bangunan dalam dengan luas
minimal : 20 m X 50 m dan tinggi : 10 m. Luas gedung seperti itu merupakan
persyaratan batasan minimal proses latihan dapat tercapai dengan baik.
Sedangkan ukuran standart yang memenuhi syarat seluruh peralatan senam dapat
terpasang adalah dengan luas gedung 20 m
X 50 m dan tinggi : 10 m sebagaimana lay out penataan pelaralatan seperti pada
gambar 4.2.
- PERALATAN
LATIHAN
Peralatan senam yang dimaksudkan di sini merupakan
persyaratan minimal pendirian klub senam. Baik ukuran maupun jenis peralatan
yang dipakai adalah merupakan modivikasi dari peralatan senam yang
sesungguhnya. Namun sudah dianggap layak sebagai prasarana pembinaan pemassalan
dan pembibitan yang dilakukan oleh sebuh klub.
a.
PERALATAN
SENAM ARTISTIK PUTRA
1)
Materas
panjang ukuran 15 mm X 200 mm X 1200 mm
2). Pommel jamur
3)
Palang
Sejajar kecil (tinggi minimal 1 m)
4)
Meja
Lompat beserta papan lompat
5)
Ring’s
mini
6)
Palang
Tunggal Mini (minimal 1,5 m)
b.
PERALATAN
SENAM ARTISTIK PUTRI
1)
Materas
panjang ukuran 15 mm X 200 mm X 1200 mm
2)
Palang
Bertingkat Mini
3)
Balok
Keseimbangan Mini
4)
Meja
Lompat beserta papan lompat
c.
PERALATAN
SENAM RITMIK
1)
Bola
2)
Simpai
3)
Gada
4)
Pita
5)
Tali
d.
PERALATAN
SENAM SPORT AEROBIC
a.
Materas
Karet ukuran 20 mm X 9 m X 9 m
e.
PERALATAN
BANTU
1)
Materas
bantu ukuran 20 mm X 100 mm X 200 m minimal 5 buah.
2)
Materas
bantu ukuran 50 mm X 100 mm X 200 m minimal 5 buah.
3)
Jenjang
Swedia
4)
Bangku
Swedia
5)
dll.
Seluruh peralatan senam tersebut
bila dibuat sendiri akan meringankan biaya, namun demikian untuk menghindari
kesalahan dalam pembuatan, alangkah baiknya bila melakukan koordinasi terlebih
dahulu kepada Pengcab PERSANI, Pengda PERSANI, atau PB. PERSANI.
C. PERIJINAN PENDIRIAN / PEMBENTUKAN KLUB SENAM
Pembinaan dan pengembangan olahraga
yang tumbuh di masyarakat, sebenarnya sudah tumbuh dengan baik di lingkungan
sekolah dan masyarakat. Namun pada hakekatnya, pertumbuhan klub baik yang
berada dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat keduanya tidak dapat
dipisahkan dari pembinaan dan pengembangan senam nasional.
Klub senam dapat melaksanakan
pembinaan dan peningkatan prestasi dengan baik, apabila secara resmi telah menjadi anggota Persatuan Senam Indonesia
(PERSANI). Hal ini diatur dalam Anggaran Dasar PERSANI pasal 6 tentang
keanggotaan yang berbunyi PERSANI mempunyai 2 (dua) macam anggota, ialah
anggota biasa dan anggota kehormatan. Lebih dijelaskan pada pasal 6 ayat 1.1.
bahwa anggota biasa ialah perkumpulan senam maupun sanggar senam dalam artistic,
ritmik spoirtif dan general gymnastic yang beranggotakan sekurang-kurangnya
satu regu putra dan putri.
Keabsahan sebuah klub sebagai
anggota PERSANI, akan memperlancar jalannya roda organisasi dalam mencapai
tujuan. Bentuk kelancaran yang akan diperoleh klub adalah diantaranya berupa :
1. Berhak mengikuti jenjang peningkatan
pembinaan sampai kejenjang nasional di pusat.
2. Berhak mengikuti kejuaraan dan menerima
bantuan pembinaan.
Hal ini sepadan sebagaimana yang
diungkapkan pada pasal 4 Anggaran Rumah Tangga PERSANI ayat 3, yang berbunyi,
setiap anggota PERSANI berhak ikut serta dalam perlombaan / kejuaraan senam di
dalam dan di luar negeri yang diselenggarakan di bawah bimbingan PERSANI atau
FIG, serta berhak menerima tuntunan dan bantuan dari PERSANI.
Untuk menjadi anggota PERSANI,
sebuah klub / perkumpulan maupun sanggar senam harus mengajukan permohonan
tertulis. Yang di tujukan langsung kepada PERSANI setempat. Perihal permohonan
untuk menjadi anggota tersebut telah diatur dalam pasal 4 Anggaran Rumah Tangga
PERSANI tentang persyaratan penerimaan anggota, yang berbunyi sebagai berikut :
“ persyaratan untuk diterima sebagai anggota biasa adalah suatu perkumpulan
maupun sanggar senam dalam artistik, ritmik sportif atau general gymnastic yang
: (1) Memiliki pesenam sekurang-kurangnya satu regu putra atau satu regu putrid
(2) Mengajukan surat permohonan kepada Pengurus PERSANI setempat dengan
dilampiri Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan Dasar, Susunan
Pengurus dan Daftar nama anggota (3) Anggaran dasar, Anggaran Rumah Tangga atau
peraturan dasar tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga PERSANI.
Bila ditinjau dari ketiga aspek
tersebut, mulai dari peran dan tanggung jawab klub terhadap pembinaan
pemassalan dan pembibitan, kebutuhan peralatan latihan yang belum sebenarnya
(modifikasi), sampai dengan hak yang akan diterima apabila sebuah klub /
perkumpulan atau sanggar senam menjadi anggota. Maka dalam membentuk atau
mendirikan klub tidaklah sulit. Mendirikan klub / perkumpulan atau sanggar
senam itu gampang. Kunci utama yang harus kita lakukan adalah
bersikap optimis.
"Lebih baik mana ya, antara buka sanggar senam sendiri atau membeli franchise sanggar senam yang sudah terkenal?, dan apakah lebih baik juga menjual baju senam murah
BalasHapusdan sepatu aerobik?, mohon dijawab dan tmksh infonya"
Thank kak for infonya, bisa bantu tugas ane :D , sekalian bisa bagi info tentang jualan baju senam muslimah daerah srabaya kak, thank
BalasHapusMohon alamatnya atau cp dari ajisaka gymnastic. Ini anak saya pengin ikut . Mohon info di nomor 082240064702
BalasHapus