Senin, 12 Agustus 2013

PERAN KLUB SENAM

Rasa haru bercampur gembira terpancar pada wajah seorang pesenam artistik putri Indonesia, ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan pada upacara penerimaan penghargaan SEA Games XXIII di Manila – Philipina tahun 2005. Satu medali emas berhasil diraih Riri Wulandari pada nomor mejalompat, mengalahkan tujuh finalis lainnya termasuk rekan senegara Dewi Prahara. Seluruh pengorbanan dan usaha kerasnya membuahkan prestasi gemilang yang sangat membanggakan. Kegembiraan dan kebanggaan terpancar pada wajah seluruh kontingen senam Indonesia. Peluk cium dan ucapan selamat, datang bertubi-tubi dari rekan senegara maupun rekan sesama pesenam dari negara lain.

Keberhasilan Wulan dalam meraih prestasi puncaknya di SEA Games XXIII Manila – Philipina tahun 2005, tentunya tidak begitu saja dengan mudah diraih. Proses pembinaan telah dilalui dengan tekun dan dengan pengorbanan yang tinggi selama berta-hun-tahun. Pada usia enam tahun sudah mengikuti kegiatan latihan senam secara rutin di Kota Padang – Sumatera Barat, kemudian pada usia 9 tahun si kecil Wulan sudah meninggalkan keluarga untuk mengikuti program pemusatan latihan senam di Jakarta sampai dengan sekarang.

Kerelaan Wulan untuk meninggalkan orang-orang yang mencintai dan segala aktivitas permainan yang seharusnya dilakukan pada anak seusianya, tentunya bukan merupakan sesuatu yang mudah dapat dilakukan oleh kebanyakan anak seusia dia. Belum lagi dalam proses mengikuti program latihan yang membutuhkan disiplin waktu dan perjuangan yang cukup keras, keuletan serta motivasi yang cukup tinggi. Namun demikian, segala pengorbanan dan perjuangan keras dapat dia lalui dengan baik.

Gambaran keberhasilan seorang atlet dalam meraih prestasi tersebut di atas, tentunya dapat kita jadikan sebagai pegangan dalam upaya menciptakan atlet potensial lainnya sebagai penerus. Keberhasilan Wulan dalam meraih prestasi pada dasarnya merupakan hubungan dari banyak faktor yang saling terkait, dan masing-masing saling memberikan kontribusi kepada keberhasilannya. Menurut buku instrumen pemanduan bakat yang diterbitkan oleh Direktorat Olahraga Pelajar dan Mahasiswa Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional tahun 2004 bahwa faktor-faktor tersebut meliputi faktor atlet sendiri, faktor kualitas latihan, dan faktor pendukung lainnya.

Dari beberapa faktor tersebut, satu dengan yang lainnya saling mendukung, tidak dapat dipisahkan. Sebaik apapun faktor yang dimiliki atlet, apabila kualitas dan faktor pendukung lainnya tidak memadai maka capaian prestasi juga tidak akan didapat.  Ketika seorang atlet mengikuti proses latihan, faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi atlet tersebut berprestasi dengan baik atau tidak adalah keberadaan organisasi, pendidikan, keluarga, sosial ekonomi, dan kebutuhan akan pekerjaan sebagaimana gambar 4.1.





Gambar 1.2.
Aspek yang berpengaruh terhadap perkembangan seorang pesenam


Tujuan akhir seorang pesenam adalah mampu menampilkan faktor kesulitan yang tinggi dengan baik dan memperoleh skor yang memadai serta memperoleh kemenangan dalam sebuah kejuaraan. Proses yang mempengaruhi perkembangan prestasi pesenam, dirasakan dan dialami juga oleh pesenam yang lain sebagai lawan tanding. Terlihat dengan jelas pada gambar 4.1. bahwa seorang atlet yang akan memasuki proses latihan, dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sebelumnya. Kondisi tersebut melatarbelakangi seorang atlet berhasil atau tidaknya dalam menjalankan proses berlatih.

Kondisi lingkungan tersebut utamanya pada penerapan ke dalam sistem penyelenggaraan pelatihan. Oleh karena system ini yang akan mendukung keberhasilan seorang pesenam meraih prestasi gemilang hingga tingkat internasional, maka diperlukan suatu wadah atau tempat yang dapat menunjang dan menjalankan system tersebut, yaitu klub.

Menyadari bahwa klub senam merupakan wadah proses pembinaan dan pengembangan senam tahap awal, sebagai ujung tombak pemassalan dan pembibitan dalam kerangka system pembinaan nasional cabang olahraga senam, maka perlu dilakukan upaya pemberdayaan klub agar dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam pencapaian percepatan peningkatan prestasi cabang olahraga senam nasional.

Banyak orang mengatakan bahwa membentuk dan mendirikan sebuah klub senam itu sangat sulit. Dibutuhkan modal yang cukup besar, khususnya ketika mempersiapkan dan harus melengkapi sarana dan prasarana senam yang kesemuanya begitu mahal. Belum lagi bila dikaitkan dengan perijinan pendirian dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Tentunya akan membutuhkan biaya yang cukup besar dan waktu yang panjang.

Anggapan sebagaian orang seperti ini wajar-wajar saja dan tidak terlalu berlebihan. Memang bila fokus pandangan kita tertuju kepada harga peralatan senam standart, rasa enggan untuk mendirikan sebuh klub / perkumpulan atau sanggar senam akan muncul. Indonesia belum mampu membuat peralatan senam standart internasional, sehingga harga jual peralatan senam sangat mahal dan sulit didapat. Peralatan senam masih import dari Jerman, China, atau Amerika. Keengganan semakin menyelebungi hasrat mendirikan sebuah klub, ketika menghadapi permasalahan yang lebih rumit lagi yaitu tentang tidak adanya tenaga pelatih / tenaga pengajar.

Sebelum permasalahan tersebut di jawab, alangkah baiknya bila kita mengetahui seberapa jauh peran sebuh klub dalam proses pembinaan senam di Indonesia. Sehingga keinginan dan semangat untuk mendirikan sebuh klub senam akan tetap terjaga. Bahkan mampu mencetak bibit atlet potensial yang mengangkat harkat dan martabat serta mengharumkan bangsa dan Negara di even internasional.

A.  PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KLUB

            Sejalan dengan penerapan pola pembinaan senam nasional di Indonesia, bahwa wadah pembinaan prestasi berawal dari sebuh klub. Kemudian akan berlanjut dalam wadah pembinaan Pengcab, Pengda, dan berakhir pada penanganan PB di pusat. Dengan demikian, peran dan tanggung jawab pembinaan senam pada klub masih berupa upaya pemassalan dan pembibitan untuk anak usia 6 s.d 10 tahun (tingkat pemula dan lanjut).

            Proses pemassalan, dimaksudkan sebagai upaya pengenalan dan pemahaman gerak senam dasar yang dikombinasikan dengan unsur permainan yang menyenangkan. Sehingga dalam mengikuti proses pembinaan, anak tidak merasakan berada dalam sebuah pelatihan yang melelahkan dan menjenuhkan. Dalam proses pemassalan ini belum membutuhkan peralatan senam yang sebenarnya, akan tetapi menggunakan peralatan yang dapat dibuat dan dimodifikasi sendiri dengan biaya ringan.

            Proses pembibitan, sebagai upaya pembelajaran pelatihan yang sesungguhnya, namun masih dalam batasan pelatihan teknik dengan faktor kesulitan yang tidak terlalu berat. Penerapan dan pengulangan metode latihan teknik dasar yang benar diberikan secara berulang-ulang. Sehingga dalam proses pembibitan ini belum membutuhkan peralatan senam standart kejuaraan nasional maupun internasional, namun memakai alat dasar bantu hasil modifikasi sendiri yang disesuaikan dengan kondisi perlatan yang sebenarnya.

B.  PERALATAN SENAM DASAR

  1. RUANG LATIHAN

         Keinginan untuk memiliki ruang latihan senam sendiri tentunya tidak mungkin, terkecuali bagi pengusaha kaya. Namun demikian kita bisa memanfaatkan ruang atau gedung-gedung pertemuan yang tidak dikomersilkan dengan cara sewa ringan, seperti gedung pertemuan yang berada di lingkungan RW, Kelurahan, Kecamatan, gedung pertemuan di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi atau dibeberapa gedung serba guna yang dipakai untuk berbagai kegiatan.

         Sebelum menempati gedung/ruang tersebut untuk dipergunakan sebagai latihan senam, terlebih dahulu harus mengetahui batasan minimal ukuran luas sebuah gedung latihan. Kelayakan pemakaian sebuah gedung/ruang untuk latihan menimal memiliki ukuran bangunan dalam dengan luas minimal : 20 m X 50 m dan tinggi : 10 m. Luas gedung seperti itu merupakan persyaratan batasan minimal proses latihan dapat tercapai dengan baik. Sedangkan ukuran standart yang memenuhi syarat seluruh peralatan senam dapat terpasang adalah dengan luas gedung  20 m X 50 m dan tinggi : 10 m sebagaimana lay out penataan pelaralatan seperti pada gambar 4.2.

 
  1. PERALATAN LATIHAN

         Peralatan senam yang dimaksudkan di sini merupakan persyaratan minimal pendirian klub senam. Baik ukuran maupun jenis peralatan yang dipakai adalah merupakan modivikasi dari peralatan senam yang sesungguhnya. Namun sudah dianggap layak sebagai prasarana pembinaan pemassalan dan pembibitan yang dilakukan oleh sebuh klub.
a.    PERALATAN SENAM ARTISTIK PUTRA
1)    Materas panjang ukuran 15 mm X 200 mm X  1200 mm
2).  Pommel jamur
3)    Palang Sejajar kecil (tinggi minimal 1 m)
4)    Meja Lompat beserta papan lompat
5)    Ring’s mini
6)    Palang Tunggal  Mini (minimal 1,5 m)

b.    PERALATAN SENAM ARTISTIK PUTRI
1)      Materas panjang ukuran 15 mm X 200 mm X  1200 mm
2)      Palang Bertingkat Mini
3)      Balok Keseimbangan Mini
4)      Meja Lompat beserta papan lompat

c.    PERALATAN SENAM RITMIK
1)      Bola
2)      Simpai
3)      Gada
4)      Pita
5)      Tali

d.    PERALATAN SENAM SPORT AEROBIC
a.    Materas Karet ukuran 20 mm X 9 m X 9 m

e.    PERALATAN BANTU
1)    Materas bantu ukuran 20 mm X 100 mm X 200 m minimal 5 buah.
2)    Materas bantu ukuran 50 mm X 100 mm X 200 m minimal 5 buah.
3)    Jenjang Swedia
4)    Bangku Swedia
5)    dll.

            Seluruh peralatan senam tersebut bila dibuat sendiri akan meringankan biaya, namun demikian untuk menghindari kesalahan dalam pembuatan, alangkah baiknya bila melakukan koordinasi terlebih dahulu kepada Pengcab PERSANI, Pengda PERSANI, atau PB. PERSANI.

C.  PERIJINAN PENDIRIAN / PEMBENTUKAN KLUB SENAM

            Pembinaan dan pengembangan olahraga yang tumbuh di masyarakat, sebenarnya sudah tumbuh dengan baik di lingkungan sekolah dan masyarakat. Namun pada hakekatnya, pertumbuhan klub baik yang berada dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat keduanya tidak dapat dipisahkan dari pembinaan dan pengembangan senam nasional.

            Klub senam dapat melaksanakan pembinaan dan peningkatan prestasi dengan baik, apabila secara resmi telah  menjadi anggota Persatuan Senam Indonesia (PERSANI). Hal ini diatur dalam Anggaran Dasar PERSANI pasal 6 tentang keanggotaan yang berbunyi PERSANI mempunyai 2 (dua) macam anggota, ialah anggota biasa dan anggota kehormatan. Lebih dijelaskan pada pasal 6 ayat 1.1. bahwa anggota biasa ialah perkumpulan senam maupun sanggar senam dalam artistic, ritmik spoirtif dan general gymnastic yang beranggotakan sekurang-kurangnya satu regu putra dan putri.

            Keabsahan sebuah klub sebagai anggota PERSANI, akan memperlancar jalannya roda organisasi dalam mencapai tujuan. Bentuk kelancaran yang akan diperoleh klub adalah diantaranya berupa :
1.   Berhak mengikuti jenjang peningkatan pembinaan sampai kejenjang nasional di pusat.
2.   Berhak mengikuti kejuaraan dan menerima bantuan pembinaan.

            Hal ini sepadan sebagaimana yang diungkapkan pada pasal 4 Anggaran Rumah Tangga PERSANI ayat 3, yang berbunyi, setiap anggota PERSANI berhak ikut serta dalam perlombaan / kejuaraan senam di dalam dan di luar negeri yang diselenggarakan di bawah bimbingan PERSANI atau FIG, serta berhak menerima tuntunan dan bantuan dari PERSANI.

            Untuk menjadi anggota PERSANI, sebuah klub / perkumpulan maupun sanggar senam harus mengajukan permohonan tertulis. Yang di tujukan langsung kepada PERSANI setempat. Perihal permohonan untuk menjadi anggota tersebut telah diatur dalam pasal 4 Anggaran Rumah Tangga PERSANI tentang persyaratan penerimaan anggota, yang berbunyi sebagai berikut : “ persyaratan untuk diterima sebagai anggota biasa adalah suatu perkumpulan maupun sanggar senam dalam artistik, ritmik sportif atau general gymnastic yang : (1) Memiliki pesenam sekurang-kurangnya satu regu putra atau satu regu putrid (2) Mengajukan surat permohonan kepada Pengurus PERSANI setempat dengan dilampiri Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan Dasar, Susunan Pengurus dan Daftar nama anggota (3) Anggaran dasar, Anggaran Rumah Tangga atau peraturan dasar tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERSANI.


            Bila ditinjau dari ketiga aspek tersebut, mulai dari peran dan tanggung jawab klub terhadap pembinaan pemassalan dan pembibitan, kebutuhan peralatan latihan yang belum sebenarnya (modifikasi), sampai dengan hak yang akan diterima apabila sebuah klub / perkumpulan atau sanggar senam menjadi anggota. Maka dalam membentuk atau mendirikan klub tidaklah sulit. Mendirikan klub / perkumpulan atau sanggar senam itu gampang. Kunci utama yang harus kita lakukan adalah bersikap optimis.

3 komentar:

  1. "Lebih baik mana ya, antara buka sanggar senam sendiri atau membeli franchise sanggar senam yang sudah terkenal?, dan apakah lebih baik juga menjual baju senam murah
    dan sepatu aerobik?, mohon dijawab dan tmksh infonya"

    BalasHapus
  2. Thank kak for infonya, bisa bantu tugas ane :D , sekalian bisa bagi info tentang jualan baju senam muslimah daerah srabaya kak, thank

    BalasHapus
  3. Mohon alamatnya atau cp dari ajisaka gymnastic. Ini anak saya pengin ikut . Mohon info di nomor 082240064702

    BalasHapus